Puluhan anggota PC PMII Purworejo Senin (26/3) menggelar aksi demo menolak rencana pemerintah menaikan harga BBM. Aksi dimulai dari depan masjid Agung Purworejo sekitar pukul 11.00. Pendemo kemudian bergerak menuju gedung DPRD Purworejo untuk menyampaikan aspirasinya.
Usai menyampaikan aspirasi, mereka berjalan kaki ke utara dan berhenti di tugu Adipura alun-alun Purworejo sebelah timur. Ditempat ini para pendemo bergantian berorasi dan melakukan aksi tetaterikal serta membakar ban bekas. Menurut PC PMII, BBM merupakan bahan pokok bagi perekonomian masyarakat di seluruh negeri. Karena itu sebagai organisasi kemahasiswaan yang peduli dengan kebijakan pemerintah menolak rencana pemerintah yang rencananya akan menaikan harga BBM bersubsidi per satu April 2012.
Menurut mereka, kenaikan harga BBM pada akhirnya hanya akan menyengsarakan rakyat kecil. Sedang program BLSM (Bantuan Langsung Sementara Masyarakat) bukanlah suatu solusi karena sarat dengan politisasi. Lebih jauh dikatakan, pemerintah sangat jelas tidak melihat penderitaan yang dialami oleh rakyat Indonesia. Rakyat sudah muak dengan tingkah laku para elit penguasa yang telah semena-mena dalam mengambil kebijakan.
Saat ini, lanjut PC MII Purworejo, dibenak rakyat sudah sangat akrab dengan kasus-kasus korupsi yang melibatkan para elit politik dan sangat merugikan negara. Kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM merupakan bentuk ketidak mampuan pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya. Padahal, negara ini mempunyai sumber-sumber minyak sangat melimpah yang justru sebagian besar dikuasai oleh korporasi asing.
Maka dengan adanya hal tersebut dengan tegas PC PMII Purworejo menyatakan sikap, menolak kenaikan BBM, revitalisasi sumber minyak yang dikuasai oleh korporasi asing, tegakkan supermasi hukum, tuntaskan kasus-kasus korupsi yang merugikan negara, dan turunkan SBY-Budiono karena telah gagal mensejahterakan rakyat Indonesia. Usai menyampaikan orasi dan aspirasinya para pendemo kemudian membubarkan diri
by bangkit wardoyo@ ktjogja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar